Enam Kecamatan Rawan Gizi Buruk

SUMBER – Enam Kecamatan di Kabupaten Cirebon menjadi titik rawan gizi buruk. Keenam Kecamatan itu adalah Ciledug, Talun, Weru, Gunung Jati, Arjawinangun dan Susukan. Hal tersebut didasarkan kasus balita gizi buruk di enam Kecamatan tersebut paling menonjol jika dibandingkan dengan 34 Kecamatan di Kabupaten Cirebon lainnya.

Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, H. Denny Nugraha, SP., MKM., hari Senin (23/03) kemarin mengutarakan, masing-masing Kecamatan yang diindikasikan rawan tersebut, memiliki lebih dari 10 kasus gizi buruk. Meskipun dalam skala persen masih sangat sedikit, namun jumlah tersebut menjadi perhatian Dinas Kesehatan.

“Memang bila dibandingkan tahun 2013, jumlah kasus tahun 2014 menurun. Namun, masih terdapatnya balita gizi buruk ini tetap menjadi perhatian kami. Bahkan di Kecamatan-Kecamatan yang memang memiliki catatan kasus cukup banyak akan kita intervensi, sehingga kasus yang ada bisa ditekan,” bebernya.

Selanjutnya, berdasarkan hasil kajian Dinas Kesehatan di tahun 2014, tercatat sebanyak 246 kasus gizi baru dari 177.884 balita se-Kabupaten Cirebon. Kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Gunung Jati, yaitu 23 kasus dari jumlah balita 6.098. Lalu Arjawinangun sebanyak 17 kasus dari 5.662 balita. Kemudian Susukan dengan 16 kasus dari 5.043 balita. Seterusnya Weru sebanyak 12 kasus dari 4.951 balita. Berikutnya Talun sebanyak 11 kasus dari 3.703 balita. Terakhir, Ciledug dengan 10 kasus dari 3.414 balita.

Denny mengatakan, gizi buruk ini dipengaruhi banyak faktor. Selain faktor ekonomi, juga rata-rata minimnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat dan makan seimbang masih minim. Hal ini akhirnya menyebabkan masih ditemukannya balita dengan gizi buruk dari keluarga mampu. “Memang ada yang dari faktor ekonomi, tapi ada juga yang masih kurangnya kesadaran masyarakat. Sehingga ada kita temukan balita dari keluarga yang mampu, setelah kita lihat ternyata balitanya kurang gizi,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, M. Sofyan, SH., MH., mengutarakan, untuk penanganan gizi buruk, Dinas Kesehatan melakukan pemberian makanan tambahan secara rutin. Bahkan, untuk tahun ini pihaknya mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp. 95 juta untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita. “Memang baru sebatas pemberian makanan tambahan yang bisa kita berikan. Dan, alhamdulillah kita juga mendapatkan bantuan dari Pemprop sebesar Rp. 95 juta,” tuturnya.

Sofyan menambahkan, masalah gizi buruk ini, tidak hanya bisa ditangani Dinas Kesehatan, namun harus ada sinergitas antar OPD. Baik itu sinergitas Dinas Sosial, BPPKB ataupun instansi terkait lainnya. “Karena masalah gizi buruk, bukan hanya karena kurang makan saja, tapi secara fundamental, harus kita bangun keluarganya. Baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan ataupun kesehatannya,” bebernya.

Sumber : radarcirebon.com

Baca juga :

7819 Total Views    12 Views Today

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below