Inflasi Cenderung Naik Jelang Ramadhan

CIREBON – Bulan Ramadhan akan hadir sekitar dua pekan lagi. Salah satu isu hangat yang mulai dibicarakan adalah inflasi. Wajar saja, sebab kegiatan belanja masyarakat saat Ramadhan meningkat yang juga berdampak pada naiknya permintaan beberapa komoditas bahkan juga harga.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jawa Barat, Nita Yosita, beberapa waktu yang lalu, mengungkapkan, hingga bulan April 2015, total komulatif inflasi masih di bawah 1 persen. Angka tersebut belum termasuk laporan bulan Mei yang belum masuk. Belum lagi berdasarkan survei minggu keempat, harga daging ayam dan telur mulai merangkak naik. Hal tersebut bagi pihaknya merupakan hal yang wajar, sebab sebagian masyarakat sudah mulai melakukan persiapan untuk membuat kue-kue dan camilan jelang Ramadhan. “Jadi bukan karena stok yang tidak ada, melainkan dikarenakan permintaan yang meningkat. Ini juga perlu dicermati bulan Mei masih inflasi, karena sebelumnya di bulan Januari dan Februari kita deflasi,” terangnya.

Selanjutnya, meski kecenderungan inflasi mulai terlihat, pihaknya optimistis bisa mencapai angka ideal sampai akhir tahun walaupun berat. Faktornya beragam, salah satunya masih ada harga yang harus menyesuaikan dengan harga internasional yakni Bahan Bakar Minyak (BBM). Selain itu juga dampak rencana penundaan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan elpiji. Kemudian, isu inflasi juga tidak lepas dari adanya dugaan mafia yang “memainkan” stok di pasaran menjadi terbatas, bahkan tidak ada.

Berikutnya, untuk Cirebon khususnya, sebenarnya inflasi bukan menjadi hal yang terlalu menakutkan, karena relatif masih rendah dibanding kota lain di Jawa Barat. “Cirebon selama ini masih bisa mempertahankan, malah mungkin justru jadi inflasi terendah Nasional. Kalau Jawa Barat penilaiannya berbeda karena ada Bandung, Tasikmalaya dan lainnya. Kebetulan Cirebon selalu mencapai target selama Januari hingga April, artinya nggak melampaui,” ujarnya.

Nita menambahkan, beberapa waktu jedepan inflasi diperkirakan naik, melihat adanya peningkatan permintaan ayam dan telur yang bobotnya lumayan besar. Meskipun meningkat, inflasi Cirebon masih tergolong aman, istilahnya sejak Januari – April sudah menabung. “Kalau inflasinya rendah, bisa menjadi indikator ekonomi yang stabil. Maksudnya, ketersediaan stok ada, daya beli masyarakat juga mencukupi. Secara teori ekonomi, saat inflasi rendah pertumbuhan ekonomi tinggi begitupun sebaliknya, aman-aman saja Cirebon,” tutupnya.

Sumber : radarcirebon.com

Baca juga :

 

7467 Total Views    8 Views Today

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below