Kabupaten Cirebon Urutan Ketiga Kasus Kusta

SUMBER – Masih adanya sikap keliru dari masyarakat yang menyembunyikan penyakit Kusta atau Lepra dan paradigma yang menganggap kusta merupakan penyakit kutukan, sangat disayangkan pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon. Meskipun temuan penderita penyakit kusta terbilang sedikit, namun jenis penyakit menular ini harus tetap diwaspadai. Pasalnya, selama ini Kabupaten Cirebon menduduki peringkat ketiga setelah Karawang dan Indramayu dalam penyakit kusta.

Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Engku Nursyamsu, hari Rabu (25/03) kemarin, mengungkapkan, Kabupaten Cirebon selama ini berada di urutan ketiga dalam penyebaran penyakit Kusta, kemudian Kabupaten Karawang menempati urutan pertama dan Kabupaten Indramayu urutan kedua. Jumlah penderita kusta pada tahun 2013, ditemukan yang baru sejumlah 237 kasus, dan di tahun 2014 ditemukan 224 kasus dengan Tipe Kusta Basah (MB) untuk anak 11 orang dan 191 untuk dewasa, sedangkan untuk Tipe Kering (PB) anak 4 orang dan dewasa 18 orang dengan total 224 kasus. “Penyakit ini penularannya dengan cara kontak langsung dan jangka waktunya sangat panjang antara 2 – 5 tahun pasca tertular. Kusta juga paling banyak menyerang laki-laki karena mobilitasnya laki-laki paling banyak daripada perempuan. Begitu juga pengobatannya untuk kering mencapai 6 bulan dan basah pengobatan 12 bulan dan obatnya hanya ada di Puskesmas,” terangnya.

Dikatakanya, kasus kusta pada tahun 2014 ditemukan paling banyak di Puskesmas Kedaton Kec. Kapetakan, sementara pada tahun 2013 kasus ini paling tinggi di Puskesmas Losari. Sedangkan kusta pertama kali ditemukan di Cirebon pada tahun 1986 dan hingga saat ini yang telah terobati mencapai 20 ribuan pasien. “Dengan tata cara deteksi dini yang dilakukan jajaran Dinkes selama ini, sudah cukup baik dalam pencegahan dan pemberantasan kusta.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, M. Sofyan, mengemukakan, paradigma kuno yang menganggap kalau kusta merupakan penyakit kutukan, itu sebetulnya keliru. Pasalnya, kusta bisa diobati dan bisa disembuhkan. Sayangnya masih ada masyarakat yang menyembunyikannya apabila terkena penyakit tersebut. Pihaknya sendiri sering menemukan kasus kusta, tetapi dalam kondisi terlambat.

Sofyan menambahkan, pihaknya mengingatkan, meskipun kasus kusta di wilayah Kabupaten Cirebon jumlahnya sedikit, namun jajaran Dinkes maupun masyarakat sendiri agar tetap mewaspadai penyebaran penyakit tersebut. Ketika dijumpai tanda-tanda terkena kusta, masyarakat diminta untuk segera memeriksakan dan berobat di Puskesmas terdekat untuk dilakukan pencegahan secara dini. “Obat untuk kusta adanya hanya di Puskesmas saja dan itu juga gratis. Sehingga dengan ketersedian obat itu masyarakat yang memiliki tanda-tanda putih atau merah di kulit seperti panu namun tidak berasa saat disentuh, silahkan datang ke puskesmas karena tanda-tanda itu bisa saja gejara bakteri kusta,” tutupnya.

Sumber : cirebonnews.com

Baca juga :

9948 Total Views    8 Views Today

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below