Bisnis Online Cirebon – Peredaran obat-obatan terlarang semakin marak beredar di Kota Cirebon. Berdasarkan catatan Polresta Cirebon, dari enam kasus yang diungkap selama Januari 2017, yang paling menonjol adalah pengungkapan kasus peredaran obat-obatan terlarang. Dari tangan tersangka, polisi pun berhasil menyita barang bukti sebanyak 13 ribu butir obat-obatan terdiri dari Trihex, Tramadhol, dan Dekstro.
Kapolresta Cirebon AKBP, Adi Vivid Agustiad Bachtiar mengatakan, berbagai cara dilakukan demi lancarnya transaksi bisnis haram tersebut, diantaranya tempel, ranjau, telepon, dan kedekatan.
Menurutnya, penjual narkoba memiliki modus yang beragam dalam aksinya, sehingga menyulitkan polisi mengungkapnya. Namun, berkat kesigapan petugas dan laporan dari masyarakat, peredaran narkoba di Kota Cirebon dapat ditekan.
“Dalam menjual narkoba mereka menggunakan beberapa cara, diantaranya sistem ranjau, tempel, dan via telepon,” katanya, Selasa (7/02/2017).
Bisnis Online Cirebon – Mereka juga memanfaatkan warung-warung kecil yang ada di sekitar untuk melakukan transaksi. Faktor kedekatan dan kepercayaan pun menjadi syarat utama dalam penjuaan narkoba dari tangan penjual ke pemakai.
“Mereka sering transaksi di warung-warung rokok dan warung kopi. Banyak remaja-remaja yang membeli narkoba dengan sistem kepercayaan dan kedekatan,” terangnya.
Ia menyatakan, ketergantungan terhadap penyalahgunaan narkoba memicu terjadinya tindak kriminal, diantaranya tawuran, pencurian, perampokan, bahkan pembunuhan.
“Kalau mereka sudah kecanduan, dan sudah tidak punya uang mereka akan nodong, mencuri, merampok bahkan bisa lebih jauh lagi untuk mendapatkan narkoba,” ujarnya.
Bisnis Online Cirebon – Sementara, salah seorang tersangka pengedar obat-obatan terlarang, GW mengaku, menjual obat-obatan terlarang di warung-warung kecil dianggap lebih aman karena keadaan di sekitar selalu ramai.
“Di sana ramai jadi tidak ketahuan,” katanya.