Opak Singkong Cirebon – Opak singkong cirebon, siapa yang tidak kenal dengan makanan ringan khas cirebon ini. Opak berbahan dasar singkong, dengan rasanya yang khas dan cara pembuatannya yang tidak begitu rumit. Sehingga banyak orang-orang yang menjualnya di berbagai tempat bahkan dijual dengan cara berkeliling kampung dengan harga yang terjangkau.
Namun, seiring berjalannya waktu dan begitu banyak makanan-makanan modern seperti makanan cepat saji, dengan berbagai macam bentuk dan rasa yang di jual di berbagai tempat, membuat masyarakat mulai melupakan makanan khas cirebon ini. Mungkin Karena rasanya yang begitu-begitu saja membuat masyarakat mulai tidak tertarik lagi dengan makanan ini.
Para pemuda atau remaja di Desa Kubangdeleg, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon. Mulai berpikir agar makanan khas cirebon ini tetap lestari dan banyak digandrungi kembali oleh masyarakat. Akhirnya tercetuslah ide untuk membuat opak singkong yang dimodifikasi dengan berbagai rasa yang tidak kalah dengan makanan-makanan modern seperti sekarang ini.
Opak singkong cirebon dengan berbagai macam rasa mulai dari rasa original, balado, jagung bakar, pedas dan masih banyak lagi di produksi oleh para remaja ini, guna untuk melestarikan makanan tempo dulu dengan rasa legendaris agar tidak terlupakan dan menjadi punah.
Para perkumpulan remaja ini memproduksi opak setiap seminggu sekali tepatnya pada hari minggu atau hari libur lainnya, Karena sebagian besar da
ri para pemuda atau remaja tersebut masih bersekolah. Opak singkong cirebon ini diproduksi, dikemas, dan di pasarkan ke berbagai sekolah dan tempat-tempat lainnya. Seperti toko, warung bakso, warung makan dan masih banyak lagi.
Biasanya para pemuda atau remaja ini membawa opak singkong cirebon tersebut ke sekolah masing-masing untuk di jual entah kepada guru, teman-teman atau dititipkan di kantin sekolah.
Usaha para pemuda cirebon ini mulai membuahkan hasil. Masyarakat mulai tertarik kembali dengan makanan ini. Harganya yang terjangkau, rasanya yang enak dan unik, serta yang penting dan menarik untuk diperhatikan adalah pembuatnya. Pembuatnya buk
an ibu-ibu, atau bapak-bapak, maupun nenek-nenek ataupun kakek-kakek yang tua renta. Akan tetapi yang membuatnya adalah para remaja. Luar biasa bukan ?
cr : Nur Amalia