CIREBON – Tarif Angkutan Umum seperti Angkot dan Elf, dipastikan tidak akan mengalami kenaikan menyusul naiknya harga BBM jenis Premium. Berdasarkan SK Bupati Cirebon dan Wali Kota Cirebon terbaru, tarif angkutan umum diberlakukan sesuai “range” atau jarak, dengan menyesuaikan fluktuasi harga BBM.
Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Cirebon, Karsono, hari Minggu (29/03) kemarin, menjelaskan, dalam memperhitungkan tarif angkutan umum melalui metode range, yakni untuk harga BBM berkisar antara Rp. 6.000,- hingga Rp. 7.499,- maka tarif Angkutan Kota (Angkot) ditetapkan sebesar Rp. 3.500,- untuk penumpang umum dan Rp. 2.500,- untuk pelajar. Apabila harga BBM berada di kisaran Rp. 7.500,- hingga Rp. 8.999,- maka tarif Angkot menjadi Rp. 4.000,- untuk penumpang umum dan Rp. 3.000,- untuk pelajar. Sementara jika harga BBM mencapai Rp. 9.000,- hingga Rp. 11.000,- maka tarif Angkot menjadi Rp. 4.500,- untuk penumpang umum dan Rp. 3.500,- untuk pelajar.
Selanjutnya, kenaikan BBM saat ini untuk jenis Premium dari Rp. 6.900,- menjadi Rp. 7.400,- per liter, maka tarif Angkot masih berada di range satu yakni Rp. 3.500,- untuk penumpang umum dan Rp. 2.500,- untuk pelajar, atau dengan kata lain tidak ada kenaikan tarif Angkot. Diakui pihaknya, banyak sopir angkutan umum yang menanyakan perihal penyesuain tarif tersebut. Pasalnya, karena tarif berdasarkan perhitungan range itu masih belum disosialisasikan kepada para sopir angkutan umum. Kemudian, berdasarkan hal yang dimaksud, pihaknya akan mencoba membuat selebaran untuk ditempelkan pada masing-masing angkutan umum.
Karsono menambahkan, adanya kenaikan harga BBM yang fluktuatif, membuat Organda memberlakukan sistem tarif range tersebut, karena tentu tidak mungkin Organda terus-menerus membahas perihal kenaikan tarif. Padahal, kenaikan tarif itu masih menjadi kebijakan Pemerintah Daerah, sehingga tidak mungkin diputuskan dalam waktu satu atau dua hari.
Sumber : radarcirebon.com
Baca juga :
- Harus Ada Gerakan Kota Cirebon Bersih
- DPRD Setuju Jalan Kartini Satu Arah
- Jalan Kartini Satu Arah, Trayek Angkot Perlu Dikaji
- Pembaharuan Data Miskin Tunggu Pusat
- Dispenda Harus Kreatif Menagih Pajak Daerah