DUKUPUNTANG – Bermodalkan uang sebesar Rp. 500 ribu yang didapat dari Koperasi Makmur Bersama yang ada di Desanya, Umsi (45) warga RT. 07 RW. 02 Blok Karang Desa, Desa Cangkoak Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, mampu menjalankan usaha beragam cemilan, dan cukup berhasil walapun cemilanya dikelola secara tradisional.
Umsi adalah salah satu dari ribuan Ibu yang kreatif dalam membantu perekonomian keluarga dengan membangun usaha kecil dirumahnya. Kegigihannya dalam menjalankan usaha ragam panganan cemilan yang patut diacungi jempol. Hanya saja, pemerintah daerah hingga kini belum menyentuh usaha yang telah dirintisnya sejak 5 tahun silam. Kini, cemilan yang dibuatnya sudah masuk ke sejumlah warung-warung kecil di Kecamatan Dukupuntang termasuk ke toko makanan di Pasar Kramat Dukupuntang. Cemilan yang dibuatnya beragam, mulai dari kacang gawil, rempeyek kacang dan rempeyek bayam. Camilan itu rasanya cukup enak dan renyah, mulai rasa pedas dan rasa gurih juga ada.
“Ada beberapa kemasan dengan harga berbeda, ada yang saya jual seharga Rp. 1000 dan Rp. 5000 perbungkusnya, dan ada juga yang saya jual secara kiloan,” tuturnya pada hari Kamis (06/11) kemarin.
Menurutnya, untuk yang dikemas secara kecil biasanya di jual kewarung-warung kecil yang ada di sekitar desanya dan beberapa desa yang ada di Dukupuntang. Sedangkan untuk yang kiloan dijual ke toko cemilan yang sekala besar yang ada di Pasar Kramat dan Pasar Sumber. “Yaa lumayan buat bantu-bantu suami dan tambahan buat biaya anak sekolah saja,” ungkapnya.
Hanya saja, minimnya bantuan dan perhatian dari pemerintah daerah, usahanya tidak begitu cepat berkembang. “Modal minim, ya paling bisa mengisi ke warung dan toko yang sudah menjadi langganan tetap saja,” katanya. Setiap minggunya, tambah dia, bisa menghabiskan 1-2 karung tepung dan 5 kilogram kacang tanah. Setelah di potong modal, dan ongkos pengiriman masih bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp. 200 hingga Rp. 250 ribu setiap harinya.
Sumber : cirebontrust.com