Distanbunakhut Bingung Hadapi Kemarau

Posted by:

CIREBON – Memasuki musim kemarau, Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan (Distanbunakhut) Kabupaten Cirebon sepertinya kewalahan. Pasalnya, area persawahan di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Cirebon terancam kekeringan.

Sekretaris Dinas Pertanian Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan (Distanbunakhut) Kabupaten Cirebon, Muhidin, hari Selasa (26/05) kemarin, mengungkapkan, beberapa Kecamatan yang terancam mengalami kesulitan air pada musim kemarau, di antaranya Kapetakan, Suranenggala, Panguragan dan Gegesik. Beberapa Kecamatan tersebut saat ini sudah sangat kesulitan dalam mendapatkan air, untuk mengairi sawahnya. Kesulitan mendapatkan air tersebut karena tidak adanya persiapan atau tersediannya embung atau bendungan rentang. “Beberapa daerah tersebut selama ini hanya mengandalkan air dari bendungan rentang, tapi itu sangat terbatas persediaan airnya. Karena air tersebut dialiri untuk wilayah Indramayu. Memang selama ini di sejumlah Kecamatan itu kesulitan air,” ujarnya.

Meski demikian, pihaknya telah berupaya meminta kepada Pemerintah Pusat untuk mengalirkan air dari bendungan Jati Gede yang ada di Sumedang. Namun hingga kini pihaknya belum mendapatkan respons. “Saya sudah sering mengatakan, baik ke Staf Kementerian maupun ke Dirjen, bahkan saya  juga sudah melayangkan surat secara resmi. Namun selama ini tidak mendapat respon. Inilah yang membuat saya jadi merasa bingung untuk mengantisipasi kekeringan sawah di musim kemaru ini,” kata Muhidin.

Kemudian, meski masyarakat menggunakan pompa air, tetap tidak memungkinkan. Pasalnya, kondisi tanahnya adalah lempung dan tidak terdapat air, sehingga tidak akan keluar air. Sama halnya pada saat ditanami palawija, kemungkinan hasilnya tidak memuaskan. Karena itu, semua tanaman atau sawah di wilayah barat tetap membutuhkan air. “Kecamatan-kecamatan ini sulit kebagian air. Makanya untuk tanam lebih awal, karena awal musim kemarau biasanya masih cukup tersedia air,” paparnya.

Muhidin menambahkan, musim kemarau ini diprediksi akan berpengaruh pada produksi padi yang menurun, karena beberapa Kecamatan termasuk dalam daftar sebagai daerah lumbung padi. “Pada saat ini sangat dimungkinkan sekali produksi padi akan menurun. Yang satu hektare biasanya bisa mencapai 6-7 ton, dengan musim kemarau ini bisa hanya 4 ton. Oleh karena itu dari jauh-jauh hari saya sudah mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan penanaman lebih awal dan cepat untuk mengantisipasi kekeringan air,” pungkasnya.

Sumber : radarcirebon.com

Baca juga :

6738 Total Views    4 Views Today

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below