Kesejukan Masjid Bambu di Tengah Panasnya Cirebon

Posted by:
Oleh oleh Mami Khas Cirebon - masjid bambu unik1

Masjid Bambu Cirebon24.com – Rahmat (25) menyandarkan badannya di tiang bambu di beranda Masjid As-Shamad, Jumat 3 Februari 2017. Meski jamaah salat Jumat yang mememuhi masjid seluas sekitar 120 m2 ini sudah membubarkan diri, pegawai swasta di salah satu perusahaan di Kota Cirebon ini terlihat enggan beranjak dari beranda masjid.

“Enak di sini, adem, teduh, anginnya semilir, seperti bukan di Cirebon. Semua beban rasanya hilang kalau sudah di masjid bambu. Pokoknya nyesss…” katanya, berusaha menggambarkan perasaannya. Menurut Rahmat, sebenarnya banyak pilihan masjid untuk salat Jumat di sekitar kantornya, namun Rahmat mengaku selalu berusaha untuk bisa salat di Masjid As-Shamad.

“Auranya serasa berbeda saja kalau di sini. Mungkin karena energi material alaminya, ya dari bambu, ijuk, batu, kerang dan pepohonanan yang rindang. Kita seperti dibawa ke alam pedesaan yang jauh dari kebisingan kota yang sumpek dan panas,” katanya lagi.

Masjid As-Shamad yang dibangun keluarga Watid Syahriar di Jalan Suratno nomor 31 A gang Sepakat Kota Cirebon ini, memang unik dan artistik. Masjid yang berlokasi sekitar 500 meter belakang gedung DPRR Kota Cirebon, dibangun dengan arsitektur tropis.

Material semua serba alami mulai dari bambu kuning untuk konstruksi utama dan penunjang, ijuk untuk atap, batu untuk dinding dan kerang untuk ornamen hiasan podium dan lampu utama. Suhu udara Cirebon yang cukup menyengat, diantisipasi dengan bangunan yang serba terbuka dan atap yang tinggi.

Masjid Bambu Cirebon - Oleh oleh Cirebon

Masjid Bambu unik nan sejuk di Cirebon

Atap dibuat dua susun, antara atap susun pertama dan kedua dibuat bukaan, untuk menangkap angin dan membiarkan angin masuk dengan leluasa, sehingga jemaah benar-benar tidak merasakan panas. Meski di sediakan sejumlah kipas angin kecil di langit-langit masjid, namun jarang dinyalakan.

Masjid bambu dibuat terbuka tanpa ada dinding, hanya kolom-kolom semacam jendela dan pintu dari tiang-tiang bambu. Antara satu bambu dengan bambu yang lain dikaitkan atau disatukan dengan tali dari ijuk. Di sisi tembok pembatas masjid dengan jalan dan rumah di kanan kirinya, ditumbuhi jajaran berbagai jenis pohon.

Untuk mengurangi dampak debu, dan cipratan air hujan dari atap masjid, halaman masjid yang terbuka, dipenuhi batu-batu kecil yang merata menutupi tanah. Selain bangunan utama masjid, di sebelah masjid ada semacam gazebo yang disediakan untuk anak-anak sekitarnya mengaji. Berderet di sebelah gazebo ada toilet, dapur kecil dan kamar untuk pengurus masjid. Semua memanfaatkan material alam, bambu dan batu. Di atas gazebo ada penunjuk waktu digital dari mulai jadwal waktu-waktu salat dan imsak

Menurut Watid Syahriar, masjid bambu dibangun untuk memenuhi kebutuhan umat sekitar gang sepakat yang belum memiliki masjid. Gaya tropis sengaja dipilih, selain untuk menyiasati cuaca Kota Cirebon yang panas, juga mengatasi kendala keterbatasan dana.

Masjid Bambu Cirebon - Oleh oleh Cirebon

“Kalau harus dengan konstruski biasa, minimal dibutuhkan dana Rp 400 juta. Namun dengan gaya terbuka seperti ini, hanya habis sekitar Rp 130 juta, sudah lengkap dengan segala perlengkapan dan hiasan yang ada,” kata Watid yang juga Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon. Menurut Watid, semua bahan diperoleh dari sekitar Cirebon. Waktu pembangunan sekitar enam bulan, pada awal 2016.

Ia mengakui, karena tidak ada perlakuan khusus terhadap material bambu kuning yang digunakan, Watid tidak bisa menjamin usia mesjid bambu bisa tahan lama. “Harusnya kan bambu yang akan digunakan direndam dulu di kolam selama sekitar setahun, baru digunakan. Namun karena kebutuhan akan mesjid di sekitar sini sudah mendesak, bambu yang dipanen tidak lama langsung digunakan,” katanya.

Nama As-Shamad menurut Watid diambil dari Asmaul Husna As-Shamad, yang artinya Maha Bergantung. “Kalau kita tidak punya rasa ketergantungan kepada Allah swt kayanya kita akan menjadi pribadi yang merasa hebat atau jemawa. Padahal kita hanya sebutir debu,” katanya.

Berwisata ke Cirebon tidak lengkap rasanya kalau tidak membawa serta oleh oleh, khususnya khas Cirebon. Tidak perlu bingung harus cari dimana, Anda bisa mampir ke Toko Oleh oleh Mami Khas Cirebon di Jalan Siliwangi no. 126 Cirebon atau dengan mengunjungi websitenya di http://oleholehmami.com. Tersedia produk-produk olahan khas Cirebon dan sekitarnya. Tidak perlu khawatir mengenai parkir, Toko Oleh oleh Mami Khas Cirebon menyediakan tempat parkir yang cukup luas dan terdapat pula rest area.

(Sumber)

5337 Total Views    2 Views Today

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below