Rendemen Rendah, Petani Kecewa

SUMBER – Para petani tebu di Kabupaten Cirebon terpaksa gigit jari, lantaran tingkat kadar kandungan gula di dalam batang tebu atau rendemen tebu pada musim giling 2015, rendah. Para petani pun berharap, kekecewaan itu bisa terobati dengan baiknya harga lelang gula perdana pada pekan depan.

Sekretaris Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (Aptri) Jawa Barat, Haris Sukmawan, belum lama ini mengemukakan, memasuki periode kedua musim giling tebu 2015 di Kabupaten Cirebon, tingkat rendemen hanya di kisaran 6,29% – 6,45%. Angka itu sendiri masih jauh dari harapan para petani yang sebelumnya berharap agar tingkat rendemen minimal bisa mencapai angka 7%. Selain tingkat rendemen yang rendah, petani juga kecewa dengan pencapaian produksi tebu yang kurang dari target yang diharapkan. Pihaknya menjelaskan, selama periode giling pertama pada 17 – 31 Mei 2015 dan periode giling kedua pada 1 – 15 Juni 2015, produksi tebu hanya 651 kuintal per hektar. “Mereka kecewa karena harapan para petani itu bisa memperoleh rendemen yang tinggi, tapi ternyata tahun ini tidak tercapai. Untuk target, minimal bisa 669 kuintal per hektar, ternyata juga tidak tercapai,” terangnya.

Selanjutnya, para petani tebu kini menggantungkan harapannya pada harga lelang gula perdana yang akan dilakukan pekan depan. Para petani berharap, harga lelang gula bisa tinggi untuk menutupi kerugian akibat rendahnya tingkat rendemen maupun produksi. “Jika tingkat rendemen rendah, produksi kurang, dan ditambah harga yang anjlok, maka itu akan menjadi tanda lonceng kematian bagi petani tebu,” tegasnya.

Kemudian, saat ini luas lahan tebu di Cirebon hanya tinggal sekitar 7.400 hektar, dimana pada beberapa tahun yang lalu masih mencapai sekitar 12 ribu hektar. Prediksi pihaknya, di tahun 2016 mendatang luas lahan tebu di Kabupaten Cirebon akan kembali berkurang dan hanya terdapat sekitar 5.000 – 6.000 hektar saja. “Ancaman pengurangan lahan di depan mata, kalau memang musim giling tahun ini hasilnya sama atau lebih buruk dibandingkan dua tahun terakhir. Jika hal tersebut benar-benar terjadi, maka tidak menutup kemungkinan para petani tebu alih profesi . Akibatnya produksi gula pun akan menurun dan Indonesia akan sepenuhnya bergantung pada impor gula,” pungkasnya.

Sumber : radarcirebon.com

Baca juga : Mutasi, Penyerapan APBD Rendah

9377 Total Views    4 Views Today

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below